Jumat, 12 Agustus 2011

Putri Dara Juanti

Putri Dara Juanti yang terkenal dalam sejarah kerajaan sintang yang membawa perhubungan dengan tanah jawa. Dalam sejarahnya Dara Juanti berlayar ke tanah Jawa untuk membebaskan saudaranya Demong Nutup (di jawa dikenal dengan nama Adipati Sumintang) yang ditawan oleh salah satu kerajaan di Jawa. Singkat cerita, di pelabuhan tuban Dara Juanti di hadang oleh prajurit kerajaan dan merupakan pertemuan pertama dengan seorang Patih dari Majapahit yaitu Patih Logender. Dari pertemuan itulah yang membuat hubungan keduanya semakin dekat, dan kemudian Patih Logender pergi ke Kerajaan Sintang untuk melamar Dara Juanti. Namun malang tak bisa di tolak Patih Logender harus pulang ke Jawa karena harus memenuhi persyaratan - persyaratan yang di minta oleh Dara Juanti. Diantara persyaratan itu antara lain : Keris elok tujuh berkepala naga, empat puluh kepala, empat puluh dayang-dayang, dan lainnya.Dengan memenuhi persyaratan yang diminta dan semuanya terpenuhi barulah pinangan itu diterima bersama barang pinangan lainnya yang diserahkan oleh Patih Logender kepada Demong Nutup untuk meminang Puteri Dara Juanti. Selain persyaratan diatas, Patih logender menyerahkan barang-barang pinangan lainnya seperti seperangkat alat musik, patung burung garuda terbuat dari emas, sebongkah tanah majapahit, dan lainnya. Melihat barang pinangan sudah dipenuhi oleh Patih Logender sebagai persyaratan untuk meminang Puteri Dara Juanti, tidak lama kemudian pernikahan-pun dilangsungkan. Dalam catatan sejarah, pernikahan Putri Dara Juanti dengan Patih Logender diperkirakan tahun 1401 M, karena pada saat pernikahan usia Puteri Dara Juanti diperkirakan 27 tahun sedangkan Patih Logender diperkirakan diatas 50 tahun karena di Jawa Patih Logender sudah memiliki isteri dan mempunyai tiga orang anak. Dari Pernikahan itu keduanya dikarunia tiga orang anak, yang pertama dan kedua perempuan yaitu Dewi Kesuma dan Dewi Udara serta yang ketiga laki-laki bernama Abang Semat (Jubair Irawan II).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar